Wawancara 'Part II' Mourinho sebagai Manajer 'Baru' Chelsea

Ads by Google



YozaSite - London - Juni 2004, Jose Mourinho tiba di Chelsea dan langsung menjanjikan sukses untuk klub itu dalam wawancara pertamanya. Sembilan tahun kemudian, Juni 2013, Mourinho kembali lagi dan menjanjikan hal serupa dalam wawancara "episode kedua" darinya sebagai manajer Chelsea.

Mourinho sudah resmi ditunjuk untuk menangani Chelsea. Ini merupakan periode keduanya di klub London tersebut, setelah sebelumnya memanajeri 'Si Biru' pada 2004-2007.

Pada periode pertamanya lalu, Mourinho mengantar Chelsea meraih dua titel Liga Primer Inggris, dua trofi Piala Liga Inggris, dan masing-masing satu gelar juara Piala FA dan Community Shield.

Berikut wawancara lengkap Mourinho sekembalinya ke Stamford Bridge, sebagaimana dilansir oleh situs resmi Chelsea.

Selamat datang lagi, bagaimana kabar Anda?
Saya sangat senang. Saya harus mempersiapkan diri agar tidak terlalu emosional untuk kedatangan saya ke klub, tapi sudah jelas saya amat gembira.


Seberapa sulit keputusan ini untuk Anda? Tidaklah lazim manajer kembali.
Itu adalah keputusan yang mudah. Saya bertemu dengan bos, saya bertemu dengan pemilik Chelsea dan dalam lima menit setelah beberapa pertanyaan pendek tapi pragmatis, kami mengambil keputusan. Saya bertanya pada bos 'apakah Anda ingin saya kembali?' dan dia bertanya pada saya 'apakah Anda ingin kembali?' dan dalam beberapa menit, keputusan dibuat.


Sebelumnya (kerjasama) ini berbuah manis untuk kedua pihak. Saat Anda pergi dan melakukan apa yang ingin Anda kerjakan, Chelsea terus meraih kemenangan dan melanjutkan apa yang sudah Anda bangun.
Itu adalah sebuah momen sulit, September 2007, karena saya senang di sini dan saya memiliki hubungan kuat dengan klub, dan itu juga tidaklah mudah untuk klub. Tetapi jika Anda menganalisisnya dengan tenang, tanpa emosi, itu fantastis karena karier saya setelah itu, saya memiliki semua yang saya ingin lakukan dalam karier saya. Saya ingin meraih grand slam, menang di Inggris, Spanyol dan Italia. Saya sudah melakukannya. Saya punya semua piala di tiga negara. Saya pun meraih trofi Liga Champions kedua.

Saya menikmati berada di negara yang berbeda, dalam budaya sepakbola yang berbeda, dan saya pikir itu penting bagi evolusi saya sebagai seorang manajer dan pelatih sepakbola, dan Chelsea mendapat piala penting setelah itu dan memiliki momen-momen penting dalam sejarah klub ini. Sekarang kita kembali bersama-sama dan berkumpul pada momen besar bagi kita berdua, jadi saya pikir kami siap untuk menikah lagi dan menjadi bahagia dan sukses.


Apa rencananya sekarang?
Rencananya selalu sama, evolusi dan mengantar klub ke tingkat tertinggi. Saya meninggalkan Chelsea pada tahun 2007, sejak itu saya telah berbicara mengenai klub ini berkali-kali, terutama dalam privasi saya. Saya ingat waktu kami pergi ke Amerika Serikat pada tahun 2004 untuk pramusim. Kami melakukan sesi latihan terbuka, dengan hanya beberapa anak-anak yang menonton, tidak ada yang mengikuti tim. Itu adalah awal periode Roman (Abramovich) dan saya kira musim keduanya adalah awal dari Chelsea. Setelah itu Chelsea mulai menjuarai Liga Primer, untuk pertama kalinya dan kemudian kali kedua, dan setelah itu ketika kami kembali ke Amerika Serikat, kami mendapati situasi yang sama sekali berbeda.

Saya bayangkan bahwa sekarang, terutama setelah Liga Champions, titik tertinggi sejarah klub ini, bahwa Chelsea kini sudah jadi klub yang lebih besar. Massa sosial di klub ini jauh lebih besar.

Saya tetap sama, secara fisik sama, tetapi setiap hari Anda harus berpikir tentang diri Anda, terutama untuk manajer, dan mengenai evolusi. Saya memiliki sifat yang sama tapi kini saya sudah lebih matang dengan pendekatan yang berbeda untuk banyak hal, saya sudah lebih siap untuk berada dalam klub dan bertahan untuk waktu yang lama.


Anda biasanya tidak bertahan lebih dari tiga tahun di sebuah klub, jadi Anda sekarang mengatakan bahwa sekarang ini adalah komitmen jangka panjang?
Saya berharap begitu. Ketika Anda melihat profil dari skuat Chelsea saat ini, saya pikir itulah yang mereka butuhkan sekarang. Jika Anda melihat dari era saya dulu, ada sekitar empat atau lima pemain muda dan ada yang lebih tua-sangat penting bagi klub sepakbola ini dan sangat penting bagi keseimbangan skuat, tapi kini ada skuat muda dengan bakat besar dan saya pikir mereka butuh stabilitas untuk mencapai titik tertinggi evolusi mereka dan untuk karier mereka. Mereka butuh stabilitas, sesuatu yang saya harap bisa saya berikan dan di antara saya, pemilik, dan tentu saja klub, kami tidak memiliki keraguan tentang apa yang ingin kami lakukan dan pendekatan apa yang harus diambil. Saya sangat yakin bisa membantu tim dan membantu pemain berkembang.

Saya merasa diri saya bukan hanya sebagai manajer Chelsea, karena ini adalah pertama kalinya dalam karier saya, bahwa saya tiba di sebuah klub yang saya sudah cintai. Biasanya saya mencintai klub setelah beberapa tahun di sana. Tentu saja saya datang ke sebuah klub, memakai kemejanya, merasakan logo klub itu di kemeja, dan memberikan semua yang saya bisa, tapi ini adalah pertama kalinya saya sudah lebih dulu mencintai klubnya. Bersamaan menjadi penggemar Chelsea dan manajer Chelsea adalah perasaan baru bagi saya dan itu adalah perasaan yang fantastis.


Anda memiliki keuntungan karena sudah populer di mata suporter.
Saya tahu memang begitu dan saya tahu di klub sepakbola ini ada budaya bagi para penggemar untuk setia kepada orang yang sudah memberi segalanya. Ketika saya menonton pertandingan Chelsea di TV dan saya lihat, misalnya, sebuah spanduk tentang Didier Drogba, itu fantastis, dan itu membuat Chelsea jadi klub spesial.

Saya tahu mereka memiliki perasaan khusus untuk saya. Saya bermain melawan Chelsea dengan Inter (Milan) dan itu sulit karena saya merasa itu bukan situasi yang normal bagi saya, dan saya pikir orang-orang di tribun merasakan hal yang sama, jadi saya adalah milik mereka dan mereka pun adalah milik saya.

Saya pikir mereka tahu sifat saya, dan mereka tahu saya tidak datang ke sini untuk lupa dengan masa lalu dan merasa nyaman hanya karena kami memiliki perasaan dan hubungan yang hebat. Pada hari pertama saya kembali menjejak di Stamford Bridge, mungkin mereka akan menyanyikan nama saya, tapi saya bukan tipe orang semacam itu dan adalah seorang profesional. Saya sangat penuntut terhadap diri sendiri. Tentu saja saya perlu dukungan mereka tapi saya ingin memulai dari nol, saya harus bekerja keras lagi dan membangun tim yang berbeda dari tim yang saya bangun di masa lalu. Saya ingin memberikan semua yang saya bisa untuk klub, kepada pemilik dan para suporter, sedikit memendam ingatan bahwa saya adalah juara di sini. Saya ingin memiliki ada tekanan pada diri saya sendiri seperti kali pertama saya datang ke sini, dan saya harus bekerja keras untuk memastikan mereka memiliki alasan untuk tetap bahagia dengan diri saya.


Dalam enam tahun terakhir Anda meraih treble dengan Inter dan memiliki satu musim luar biasa di liga dengan Real Madrid. Anda menilai Anda sudah lebih dewasa sekarang, bagaimana Anda menilai perkembangan diri Anda sendiri saat jauh dari kami?
Italia adalah sesuatu yang amat sangat saya inginkan. Sepakbola Italia sudah pasti amat taktis, sangat sulit, terutama jika Anda berada di tim yang amat ingin menang, bersaing melawan tim yang tidak mau kalah. Itu adalah tantangan besar bagi saya.

Saya tiba di sebuah klub di mana ada suasana frustrasi karena mereka tak berhasil di Liga Champions dan akhirnya kami mendapat trofi itu, dan treble untuk pertama kalinya dalam sepak bola Italia. Ini banyak membantu saya banyak untuk menjadi lebih mengenali budaya. Setelah Portugal dan Inggris, saya melihat sepakbola dengan perspektif berbeda. Itu adalah tantangan besar bagi saya, saya harus menantang diri saya sendiri dan belajar banyak. Saya pikir saya sudah menjadi manajer yang lebih baik dengan tinggal di Inter.

Saya pergi ke Madrid karena ingin mencoba untuk melengkapi grand slam, tiga kompetisi terpenting di dunia, dan juga karena saya memiliki dua kesempatan untuk pergi ke Real sebelumnya, dan saya tidak melakukannya karena memutuskan bertahan di Chelsea. Yang terakhir adalah hari setelah kami menjuarai final Piala FA di Wembley, dan saya pikir "tidak mungkin, saya akan bertahan". Ketiga kalinya saya ingin pergi, saya menginginkan budaya berbeda dan klub lain dengan dimensi global dalam konteks pendekatan sosial dan itu adalah pengalaman yang fantastis bagi saya. Saya pikir benar-benar penting untuk melakukannya dalam periode ini, yang saya sebut langkah terakhir dari pembentukan saya sebagai manajer. Saya baru saja berusia 50 tahun dan baru menuntaskan satu putaran di sepakbola Eropa. Pengalaman di Madrid fantastis karena secara budaya itu sulit. Portugis dan Spanyol, dan Spanyol dan Portugis, dan Real Madrid, sebuah klub spesial dalam satu musim di mana mereka akan melakukan pemilihan presiden, banyak politik yang terlibat.

Tahun lalu kami mematahkan rekor dan meraih 100 poin dan 121 gol. Musim ini semua orang terfokus pada Liga Champions. Kami mencapai semifinal dan kami semua tahu, terutama di klub ini, bahwa semifinal adalah saat kritis di mana Anda membutuhkan "sesuatu" yang tepat untuk bisa lanjut terus.

Di klub ada semifinal saat kalah adu penalti melawan Liverpool; semifinal ketika kalah dengan Guus Hiddink melawan Barcelona. Anda memiliki semifinal akhirnya membawa Chelsea ke final ketika menang dengan Roberto (Di Matteo), dan kita tahu di semifinal Liga Champions Anda perlu "sesuatu". Kami (Real Madrid) tidak memiliki hal itu dan tidak bisa mendapatkan Piala/Liga Champions ke-10 yang jadi ambisi klub, tapi itu adalah pengalaman fantastis bagi saya dan saya pikir saya tiba di klub saya, di Chelsea saya, dalam momen terbaik dalam karier saya--stabilitas saya sebagai manajer, stabilitas saya sebagai pribadi--selalu bersama keluarga luar biasa yang mendukung saya. Saya pikir saya tiba di momen terbaik saya dan siap untuk memberikan semua yang saya bisa untuk membuat semua orang di klub bahagia.


Menjelang akhir, Anda kelihatannya sedikit kehilangan senyum di Madrid, apakah Anda kini gembira?
Saya kini tidak (cuma) senang, saya amat senang. Seperti yang sempat saya katakan, dalam beberapa hari terakhir saya sudah mempersiapkan diri untuk mengendalikan emosi, untuk datang ke sini dengan cara yang cool, tapi saya merasa sangat emosional.

Saya berusaha sedikit menyembunyikannya, tapi saya amat gembira dan bangga karena aku pikir ketika Anda kembali ke sebuah tempat, itu untuk sebuah alasan, bukan cuma karena Anda mendapatkan hasil bagus di masa lalu atau karena suporter sangat menyukai Anda, itu juga karena dari sudut pandang manusiawi, Anda meninggalkan sesuatu di tempat itu.

Orang-orang tahu sosok seperti apa saya, saya menjaga hubungan fantastis dengan pemilik dan klub, dan itu sesuatu yang membuat saya bangga untuk bisa kembali. Bukan cuma atas nama profesionalitas, tetapi juga diri saya sebagai individu.


Tiga klub teratas Inggris akan berada di bawah manajemen baru musim depan. Ini adalah waktu yang sangat menarik.
Saya pikir Premier League adalah Premier League. Musim ini dalam konteks Liga Champions, yang biasanya jadi tolok ukur sepakbola dunia, saya pikir sepakbola Inggris terlalu dini tersingkir. Orang-orang berbicara tentang tingkat Liga Primer menurun dibandingkan dengan negara-negara lain, tapi saya tidak terlalu percaya dengan hal itu. Terkadang sesuatu terjadi dan tidak ada alasan yang benar-benar kuat. Saya masih berpikir Liga Primer merupakan kompetisi yang fantastis dan entahlah, tapi saya percaya masih ada lima atau enam tim yang sangat kuat. Saat saya berada di sini pada tahun 2004, persaingan lebih melibatkan kami, Man United, dan Arsenal, dan setelah itu ada jarak dengan tim lain. Pada saat ini saya pikir Anda dapat menempatkan lima atau enam tim dalam persaingan, sedari awal membidik tempat di Liga Champions tempat, dan dengan ambisi lain untuk menjuarai Liga Primer, sehingga persaingan akan fantastis. Saya harap saya bisa memenangi kompetisi itu.


Apakah Liga Primer akan menjadi prioritas?
Kami harus membenahi tim, dan ketika saya bilang begitu orang mungkin sudah berpikir mengenai berapa juta yang akan dibelanjakan Chelsea, dan (padahal) ketika saya bilang membenahi tim maksud saya adalah berbenah dengan kerja keras.

Pekerjaan saya adalah untuk meningkatkan kemampuan pemain dan tim. Jika saya tak melakukan itu, saya tak puas dengan diri sendiri. Jika setelah itu kita bisa membenahi tim dengan memberi beberapa pemain, tentu fantastis. Tapi saya harus meningkatkan kemampuan pemain dan tim dengan kerja keras. Itu prioritas saya, membuat tim jadi lebih baik.

Dalam dua tahun terakhir, Chelsea kesulitan di Liga Primer Inggris. Jika tak menjuarai Liga Champions (2012), Chelsea akan terlempar dari Liga Champions musim ini. Tahun ini Chelsea pun harus bertarung sampai akhir untuk bisa lolos.

Tentu kita harus membenahi itu, tapi prioritas di klub yang sudah mencapai sukses seperti ini adalah meningkatkan kemampuan individual, kolektif, dan struktur klub di sekitar tim, dan berusaha memenangi pertandingan selanjutnya.

Apa yang menjadi laga berikutnya? Liga Primer? Ayo fokus ke Liga Primer. Jika partai selanjutnya adalah Piala FA, ayo konsentrasi ke Piala FA. Sulit buat saya mengatakan apa yang jadi prioritas. Prioritasnya adalah bekerja keras, profesional, dan membuat tim jadi lebih baik lagi.


Ada banyak pemain berbakat baru yang akan bekerja sama dengan Anda. Bagaimana Anda berpikir tentang gaya klub ini sekarang?
Pertama-tama saya harus mulai bekerja dengan mereka. Di atas kertas saya suka profil mereka. Saya suka fakta kami memiliki tiga, empat atau lima pemain dari era awal kemenangan Chelsea, dan saya pikir mereka harus selalu menjadi bagian dari jiwa Chelsea, jadi saya sangat senang kami telah mempertahankan pemain-pemain itu.

Tapi saya sangat suka profil pemain muda dengan potensi pengembangan jangka panjang. Saya datang dengan kontrak empat tahun sehingga dengan usia Eden Hazard, Oscar, David Luiz, dan pemain muda lainnya, saya pikir akan baik bagi saya untuk bekerja dengan mereka dan baik juga bagi mereka untuk bekerja sama dengan saya. Bersama-sama kami bisa membuat klub dan tim ini jadi lebih baik daripada yang kami miliki sekarang.


Bisakah Anda memberitahu apa yang akan dilakukan staf yang sudah Anda bawa serta?
Rui Faria, seperti yang Anda tahu, adalah tangan kanan metodologis saya, orang yang paling mengerti informasi saya dan cara kerja saya. Dia sudah bersama saya sejak awal, sama seperti Silvino. (Jose) Morais mulai bekerja dengan saya di Inter, pada saat Andre (Villas-Boas) pergi melatih ke Portugal. Morais melakukan pekerjaan yang sama seperti Andre-memandu bakat dan menganalisis, bekerja sama dengan (analis pertandingan Chelsea) James Melbourne. Dia sudah lama menjadi teman saya dan telah melatih di banyak negara, di Arab Saudi, Dubai, Tunisia, Swedia, Maroko. Dia adalah pria dengan pengalaman yang fantastis di areka kerjanya.

Dari staf sebelumnya saya memiliki Christophe Lollichon, Steve Holland, dan Chris Jones. Mereka adalah orang-orang yang telah ada di sini untuk waktu yang lama dan secara internal sangat dipercaya, dan saya senang memiliki mereka di staf saya. Mulai saat ini mereka menjadi hanya satu staf, yang adalah staf Chelsea, dan kami akan bekerja sama dan bekerja keras untuk mencoba memberikan apa yang sedang ditunggu-tunggu semua orang.


Mungkin Anda perlu liburan?
Saya menyesal kami tidak bisa langsung memulai pelatihan besok. Saya katakan kepada para pemain bahwa saat musim berjalan, terkadang ketika Anda lelah, kemenangan melahirkan mukjizat. Ketika Anda menang, menang, menang, Anda tidak merasa lelah. Dalam kasus saya, ini bukan tentang menang, itu adalah mengenai terus bergerak, bergerak ke tempat yang saya cinta dan nyaman. Saya sangat senang bisa kembali. Para pemain perlu liburan, saya tidak. Saya menunggu mereka dan ketika kami nanti mulai, mereka akan mendapati seseorang dengan motivasi besar, terlepas dari rambut putih saya, yang mana tidak saya miliki pada tahun 2004.


Chelsea akan pergi ke Asia, lalu Amerika, dan kemudian bermain di Piala Super. Anda melawan Pep Guardiola, itu awal yang bagus.
Ini bukan Mourinho dan Pep Guardiola, itu Chelsea dan Bayern Munich. Mourinho tidak melakukan apa pun untuk sampai ke pertandingan ini, dan Guardiola tidak melakukan apa pun untuk untuk sampai ke pertandingan itu. Para pemain-lah yang melakukannya, dan juga manajer sebelumnya yang melakukan itu, jadi saya akan berada di pertandingan itu cuma untuk membantu klub dan pemain saya meraih pialanya, tidak untuk yang lain. Itu tidak akan menjadi krusial untuk pekerjaan kami musim kami. Kami harus menjalani pramusim, bekerja keras di pramusim. Kami punya komitmen klub, itu juga penting, dan secara sosial juga sangat penting untuk pergi ke daerah-daerah seperti Asia dan Amerika, dan memberi apa yang dibutuhkan klub dari kami, tapi kami harus tetap bekerja keras.


Sembilan tahun lalu di studio TV Chelsea Anda melihat tepat ke arah kamera dan bilang Anda menjanjikan kualitas, kerja keras, dan cinta dan semangat untuk membawa keberhasilan ke klub. Apakah itu pesan yang sama yang akan Anda berikan hari ini?
Pesannya persis sama, tetapi sekarang saya bisa bilang bahwa saya adalah salah satu dari Anda dan itu sedikit membuat perbedaan, saya tidak pernah memiliki hal itu di sepakbola. Dalam karier, saya punya dua hasrat besar, Inter dan Chelsea, dan Chelsea lebih penting bagi saya. Sangat, amat sulit bermain melawan Chelsea dan saya cuma melakukannya dua kali, yang mana tidak terlalu buruk, jadi sekarang saya menjanjikan hal persis sama saya seperti pada tahun 2004, dengan perbedaan bahwa kini saya adalah salah satu dari Anda.

{ 0 comments... read them below or add one }

Post a Comment

Rules:
~Jangan melakukan Spam
~Berkomentarlah tentang artikel yang sobat baca
~Mohon maaf kalau ditemukan spam, atau komentar OOT (Out of Topic), komentar terpaksa saya hapus

Note:
Jika anda memposting pertanyaan atau request, mungkin saya tidak dapat langsung menjawabnya. Untuk mendapat notifikasi ketika pertanyaan atau request anda dijawab, silahkan login ke akun google anda, lalu klik SUBSCRIBE BY EMAIL di bawah kotak komentar dan notifikasi akan dikirimkan ke email anda.